hore tulisan ku mlaku

Sabtu, 05 Maret 2016

surga

Kahyangan dalam budaya di pulau Jawa Istilah Kahyangan berasal dari bahasa sanskerta yang jika dipilah menjadi ka-hyang-an, atau bermakna "tempat tinggal para Hyang atau leluhur". Sebelum masuknya agama Hindu dan Buddha, masyarakat Nusantara di pulau Jawa dan Bali, seperti masyarakat Sunda, Jawa, dan Bali sudah menganut agama pribumi berupa pemujaan terhadap arwah leluhur. Mereka menyebut leluhur mereka dengan istilah Hyang dan tempat tinggal mereka di alam gaib disebut kahyangan. Dengan masuknya agama Hindu dan Buddha, maka istilah Swarga pun dipakai berdampingan dengan istilah Kahyangan, karena Swarga juga bermakna tempat tinggal para roh yang selama hidupnya berbuat kebaikan. Dalam tradisi Jawa baru, istilah Kahyangan dipakai untuk menyebut tempat tinggal para dewa dan bidadari. Sementara istilah Swarga tetap dipakai untuk menyebut tempat tinggal para roh yang semasa hidup bertindak penuh kebajikan sesuai dengan aturan agamanya. Dalam Kristen Kerajaan Sorga !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kerajaan Allah Sorga atau Kerajaan Sorga adalah kehidupan kekal yang dijanjikan Yesus kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Istilah "sorga" dipakai oleh penulis Alkitab menunjuk pada tempat yang kudus di mana Allah saat ini berada. Kehidupan kekal, ciptaan yang sempurna, tempat di mana Allah menghendaki untuk tinggal secara permanen dengan umat-Nya (Wahyu 21:3). Tidak akan ada lagi pemisahan antara Allah dan manusia. Orang-orang beriman sendiri akan hidup dengan kemuliaan, dibangkitkan dengan tubuh yang baru; tidak akan ada penyakit, tidak ada kematian dan tidak ada air mata. Catatan Alkitab Diciptakan oleh Allah. (Kejadian 1:1; Wahyu 10:6) Kekal dan abadi. (Mazmur 89:30; 2 Korintus 5:1) Tidak terukur. (Yeremia 31:37) Tinggi. (Mazmur 103:11; Yesaya 57:15) Kudus. (Ulangan 26:15; Mazmur 20:7; Yesaya 57:15) Tempat kediaman Allah. (1 Raja-raja 8:30; Matius 6:9) Takhta Allah. (Yesaya 66:1; Kisah 7:49) Malaikat-Malaikat diam di dalam sorga. (Matius 18:10; 24:36) Nama orang-orang kudus terdaftar di dalam sorga. (Lukas 10:20; Ibrani 12:23) Orang-orang kudus mendapat upah di dalam sorga. (Matius 5:12; 1 Petrus 1:4) Pertobatan menyebabkan sukacita di dalam sorga. (Lukas 15:7) Kumpulkan harta benda di dalam sorga. (Matius 6:20; Lukas 12:33) Daging dan darah tidak mendapat bagian di dalam sorga. (1 Korintus 15:20) Kebahagiaan di sorga dijelaskan. (Wahyu 7:16-17) Dinamai: Firdaus. (2 Korintus 12:2,4) Kerajaan Kristus dan Allah. (Efesus 5:5) Perhentian. (Ibrani 4:9) Rumah Bapa. (Yohanes 14:2) Sebuah lumbung. (Matius 3:12) Tanah air sorgawi. (Ibrani 11:16) Orang jahat tidak mendapat bagian dalam sorga. (Galatia 5:21; Efesus 5:5; Wahyu 22:15) Dalam Islam Qur'an banyak bercerita tentang sebuah kehidupan setelah mati di surga untuk orang yang selalu berbuat baik. Surga itu sendiri sering di jelaskan dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'du 13:35: “ Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. (Ar-Ra'du 13:35) ” Setiap muslim percaya bahwa semua manusia dilahirkan suci. Dalam Islam pula, jika ada seorang bocah yang mati, maka secara otomatis akan pergi ke surga, tanpa memedulikan agama kedua orang tuanya. Surga tertinggi tingkatnya adalah Firdaus (فردوس) - Pardis (پردیس), di mana para nabi dan rasul, syuhada dan orang-orang saleh. Tingkatan dan nama-nama syurga ialah:[1] Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah. Jannatul 'Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih. Jannatun Na'iim yaitu surga yang terbuat dari perak putih. Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning. Jannatul Ma'wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau. Darus Salaam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah. Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih. Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah. Beberapa surah dalam al-Qur'an yang menjelaskan tentang keadaan surga adalah sebagai berikut: “ Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman, dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS.Al-Hijr:45-48) ” “ Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. (QS.Al-Hajj 23) ” “ Sesungguhnya penghuni syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di syurga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (QS.Yaa-siin 55—58) ” “ Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran). (QS.Ad- Dukhaan: 51-55)

banjir

Banjir Bandang Kini Sering Terjadi di Tuban Sabtu, 27 Desember 2014 | 15:46 WIB share facebook share twitter share google+ share pinterest Banjir Bandang Kini Sering Terjadi di Tuban Umat Nasrani jemaat Pniel GBIP Yudha Wyogrha mengikuti Kebaktian Natal di gereja yang terendam banjir di Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat, 25 Desember 2014. TEMPO/Prima Mulia TEMPO.CO, Bojonegoro - Setelah banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo, bencana banjir bandang kini semakin sering terjadi di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Kerusakan hutan di Gunung Kapur Utara, Tuban, dan pegunungan di Bojonegoro menjadi penyebab utama banjir bandang. Dalam 15 hari terakhir, antara 15 November hingga 26 Desember 2014, terjadi tiga banjir bandang di dua kabupaten ini. Terakhir, banjir bandang di Desa Sumurgung dan Pakel, Kecamatan Montong, dan di Desa Temayang Kerek, Tuban, pada Jumat, 26 Desember 2014. (Baca: Wagub Djarot Minta Wali Kota Hibur Korban Banjir) Akibatnya, puluhan rumah terendam air disertai lumpur. Begitu juga tanaman padi di sawah mati tertimbun lumpur. Kemudian banjir bandang terjadi di Desa Sambongrejo dan Desa Senganten, Kecamatan Gondang, Bojonegoro, yang merendam 258 rumah pada Jumat, 19 Desember 2014. Banjir bandang terjadi akibat hujan deras, sehingga air dari perbukitan di Gondang menuju Sungai Pacal tidak bisa ditampung. Air dan lumpur setinggi rata-rata 50 sentimeter masuk ke rumah-rumah penduduk. (Baca: Banjir, Wagub Djarot: Tak Sehat Ngungsi Terus) Banjir bandang juga menyasar puluhan rumah penduduk di Desa Tejo, Desa Piyak, dan Desa Pesen, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, pada Kamis, 18 Desember 2014. Banjir terjadi akibat luapan Kali Mekuris yang menerima limpahan air dari kawasan bukit di selatan Bojonegoro. Akibatnya, tanggul selebar 5 meter dan dalam 2 meter itu jebol menggenangi sekitar 220 rumah lebih. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tuban Joko Ludiono, kerusakan hutan di kawasan pegunungan kapur utara Tuban menjadi salah satu penyebab utama banjir bandang. Selain itu, banjir kiriman dari hulu sungai juga menjadi penyebab banjir. "Ya, akibat kerusakan hutan," kata Joko kepada Tempo kemarin. Joko menyebutkan ada 8 kecamatan dari 20 kecamatan berpotensi longsor dan banjir bandang. Di antaranya Kecamatan Kerek, Merakurak, Montong, Rengel, Grabagan, Plumpang, Parengan, dan Kecamatan Soko. Daerah ini, selain terdapat beberapa pegunungan, juga ada dataran tinggi kapur yang dieksploitasi manusia, sehingga rawan jika hujan deras. Adapun di Bojonegoro, kawasan yang rawan terjadi banjir bandang berada di 8 kecamatan dari total 28 kecamatan. Seperti Kecamatan Gondang, Temayang, Dander, Bubulan, Kedewan dan Margomulyo, Kedungadem, serta Malo. Akibatnya, air dari atas kerap memunculkan banjir bandang. Sungai Pacal, Sungai Batokan, Sungai Mekuris, Sungai Semar Mendem, dan Sungai Bengawan Solo menjadi kanal saluran air. "Anak sungai tidak bisa menampung dari perbukitan," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo, Mucharom, kepada Tempo kemarin. Menurut Joko, banjir bandang juga menjadi catatan penting atas kewaspadaan bencana saat musim hujan datang. Juga, bencana banjir luapan Sungai Bengawan Solo dari hulu.